RBGID - Hubungan antara Jepang dan ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) telah terjalin lebih dari setengah abad.
Hubungan ASEAN tersebut melahirkan sejarah dan pencapaian yang signifikan dibidang ekonomi, teknologi dan budaya.
Mulanya, kemitraan Jepang dan ASEAN dimulai dari Forum ASEAN-Jepang mengenai Karet Sintetis yang diadakan pada November 1973. Sejak itu “Kemitraan Hati ke Hati” antara Pemerintah Jepang dan ASEAN.
Baca Juga: Selalu Jadi Tujuan Wisata Terbaik! Ini Rekomendasi 4 Tempat Wisata Terbaru dan Hits di Kota Malang
Inisiatif “Kemitraan Hati ke Hati” pertama kali digaungkan oleh Perdana Menteri (PM) Jepang Takeo Fukuda pada tahun 1977.
Inisiatif tersebut didasari oleh potensi ASEAN bagi Jepang sebagai rekan kerja sama ekonomi, pembangunan dan perdamaian.
Inisiatif Fukuda atau yang populer disebut Doktrin Fukuda menekankan pembangunan bidang pendidikan, investasi dan transfer teknologi yang memungkinkan negara anggota ASEAN mempercepat proses industrialisasi di negaranya masing-masing.
Tahun 2023 Indonesia menjadi kekuatan ASEAN. Di tahun ini juga kerja sama Jepang dan ASEAN berusia 50 Tahun.
Untuk memperingati hal tersebut, diadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 tahun ASEAN-Jepang, dengan tema “Golden Friendship, Golden Opportunity”.
Ketua Umum PPI Jepang Fadlyansyah Farid mengatakan, pada KTT Perayaan 50 tahun ASEAN-Jepang di Tokyo, PPI terlibat aktif dengan menurunkan 10 orang anggota PPI Korda Kanto selama tujuh hari untuk membantu rombongan tim protokoler kepresidenan.
Selanjutnya PPI Jepang akan mensosialisasikan hasil KKT Perayaan 50 tahun ASEAN-Jepang kepada seluruh stakeholder dan masyarakat di Indonesia.
PM Jepang merencanakan untuk mendonasikan sekitar 40 miliar yen untuk program yang melibatkan lebih dari 10 juta orang selama 10 tahun ke depan.