RBG.ID - Habib Husein Bin Ja’far Al Hadar telah merilis sebuah konten filosofi dari lagu Kelayung-layung pada Sabtu (15/7/2023) lalu.
Habib gaul yang dikagumi oleh banyak orang itu mengungkapkan bahwa Kelayung-layung adalah lagu koplo yang penuh dengan makna.
Dilansir dari YouTube resmi Habib Ja’far pada Sabtu (22/7/2023), beliau bersama komedian Nopek Novian mengartikan satu persatu dari lirik Kelayung-layung dengan seksama.
Baca Juga: RK Atok Bantah Semua Tudingan dari Meylisa Zaara, Kecuali yang Satu Ini
Kelayung Layung sendiri merupakan lagu religi beraliran koplo yang diciptakan dan dinyanyikan Bugiakso alias Bugie.
Sebelum di-cover Denny Caknan pada tahun lalu, lagu ini sempat populer kala dinyanyikan ulang oleh Via Vallen pada 2015 lalu.
Dalam Bahasa Jawa, Kelayung Layung artinya tersedu-sedu, sesuai dengan lirik lagu Kelayung Layung yang menggambarkan seseorang yang tersedu memohon ampun kepada Allah SWT
Baca Juga: Berikut Ini 5 Counter Hero Franco Yang Paling Efektif
Habib Ja’far juga mengungkapkan bahwa lagu koplo aslinya memiliki arti yang dalam namun saja setelah dicover oleh orang yang salah, lagu ini berubah menjadi lagu biasa karena dicampur dengan nuansa mabuk.
Hal itulah yang menjadikan musik berlabel haram, karena mereka menggandengkan musik dengan arak, ciu dan sejenisnya.
Padahal makna dari lagu-lagu tersebut memiliki arti yang dalam, seperti Kelayung-layung. Bahkan Habib Ja’far dan Nopek mengaku merinding dengan lirik tersebut.
Baca Juga: LRT Belum Sampai Kota Bogor, Bima Arya: Banyak Dinamika yang Berkembang Sehingga Tertunda
Ono tangis kelayung-layung
Ada tangis yang tersedu-sedu, terisak-isak, sesenggukan, tangis yang tidak dapat digambarkan oleh apapun.
Tangise wong kang wedi mati
Tangis seseorang yang takut akan kematian. Habib ja’far menambahi bahwa Rasulullah pernah bersabda bahwa manusia yang di dunia menangisi kehidupan nya nanti akan digantikan oleh Allah disurga, ia akan dipenuhi dengan tawa.
Namun sebaliknya, jika seseorang itu sering tertawa didunia dalam hal negatif maka di akhirat pun akan sering menangis.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Diamond Gratis Free Fire, 100 Persen Behasil!
Gedhongono koncenono, yen wis mati mongso urungo
Walaupun sudah bersembunyi di gedung yang tekunci, kalau kematian sudah tiba manusia tidak bisa melakukan apa-apa.
Manusia tidak bisa menunda kematiannya, entah dari waktu atau tempat matinya. Intinya, orang sekarat pun kalau belum waktunya, mereka tidak akan mati jika itu memang belum waktunya ia mati.
Sebaliknya, jika memang itu adalah waktunya mati maka ia pun tidak bisa menghindar karena yang abadi hanyalah Allah semata.
Baca Juga: Suka Masak? Lihat Lowongan Kerja Demi Chef Pastry PT Duo Megatama Cipta di Banyuwangi Ini
Ditumpakke kereto jowo, rodane rodo menungso
Orang meninggal akan naik keranda yang di gotong oleh manusia dan diantarkan ke peristirahatan terakhir dengan mengucapkan kalimat tauhid di sepanjang jalan.
Ditutupi ambyang-ambyang, disirami banyune kembang
Tubuh mereka ditutupi oleh kain hijau bertuliskan kalimat istirja’ dan setelah dimakamkan, kuburannya akan disirami oleh air dan ditaburi bunga.
Baca Juga: Antar Penumpang Tujuan Cianjur, Perempuan Sopir Taksi Online Asal Jakarta Ini Berhasil Gagalkan Pembegalan
Duh Gusti Allah, kulo nyuwun pangapuro, ning sayange wes ra ono guno
Ya Allah, saya minta maaf atas segala perbuatan saya, namun sayangnya sekarang sudah tidak ada guna.
Artikel Terkait
Dewi Perssik Bongkar Masa Lalu, Pergoki Saipul Jamil sedang 'Hap Hap' dengan Pasangan Sejenisnya
Keisya Levronka Dihujat Netizen Dicap Tak Beretika, Sang Ibu Buka Suara dan Minta Maaf
Tasyi Athasyia Jalani Pemeriksaan Usai Laporkan Sejumlah Akun yang Mencemarkan Nama Baiknya
Suami Meylisa Zaara Bantah Tudingan Gay, RK Atok Sebut Panggilan Sayang ke Pria Itu Wajar
Jerome Polin Ajak Taeyong NCT ke Restoran Padang, Makan Sambal Petai dan Jengkol, Reaksinya Tak Terduga!