Senin, 22 Desember 2025

Ingatkan Tentang Kematian, Ini Filosofi Lirik Koplo Kelayung-layung Versi Habib Ja’far dan Nopek Novian

- Sabtu, 22 Juli 2023 | 16:21 WIB
Habib Jafar  (Sumber: Instagram husein_hadar)
Habib Jafar (Sumber: Instagram husein_hadar)

RBG.ID - Habib Husein Bin Ja’far Al Hadar telah merilis sebuah konten filosofi dari lagu Kelayung-layung pada Sabtu (15/7/2023) lalu.

Habib gaul yang dikagumi oleh banyak orang itu mengungkapkan bahwa Kelayung-layung adalah lagu koplo yang penuh dengan makna.

Dilansir dari YouTube resmi Habib Ja’far pada Sabtu (22/7/2023), beliau bersama komedian Nopek Novian mengartikan satu persatu dari lirik Kelayung-layung dengan seksama.

Baca Juga: RK Atok Bantah Semua Tudingan dari Meylisa Zaara, Kecuali yang Satu Ini

Kelayung Layung sendiri merupakan lagu religi beraliran koplo yang diciptakan dan dinyanyikan Bugiakso alias Bugie.

Sebelum di-cover Denny Caknan pada tahun lalu, lagu ini sempat populer kala dinyanyikan ulang oleh Via Vallen pada 2015 lalu.
 
Dalam Bahasa Jawa, Kelayung Layung artinya tersedu-sedu, sesuai dengan lirik lagu Kelayung Layung yang menggambarkan seseorang yang tersedu memohon ampun kepada Allah SWT

Baca Juga: Berikut Ini 5 Counter Hero Franco Yang Paling Efektif

Habib Ja’far juga mengungkapkan bahwa lagu koplo aslinya memiliki arti yang dalam namun saja setelah dicover oleh orang yang salah, lagu ini berubah menjadi lagu biasa karena dicampur dengan nuansa mabuk.

Hal itulah yang menjadikan musik berlabel haram, karena mereka menggandengkan musik dengan arak, ciu dan sejenisnya.

Padahal makna dari lagu-lagu tersebut memiliki arti yang dalam, seperti Kelayung-layung. Bahkan Habib Ja’far dan Nopek mengaku merinding dengan lirik tersebut.

Baca Juga: LRT Belum Sampai Kota Bogor, Bima Arya: Banyak Dinamika yang Berkembang Sehingga Tertunda

Ono tangis kelayung-layung

Ada tangis yang tersedu-sedu, terisak-isak, sesenggukan, tangis yang tidak dapat digambarkan oleh apapun.

Tangise wong kang wedi mati

Tangis seseorang yang takut akan kematian. Habib ja’far menambahi bahwa Rasulullah pernah bersabda bahwa manusia yang di dunia menangisi kehidupan nya nanti akan digantikan oleh Allah disurga, ia akan dipenuhi dengan tawa.

Namun sebaliknya, jika seseorang itu sering tertawa didunia dalam hal negatif maka di akhirat pun akan sering menangis.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Diamond Gratis Free Fire, 100 Persen Behasil!

Gedhongono koncenono, yen wis mati mongso urungo

Walaupun sudah bersembunyi di gedung yang tekunci, kalau kematian sudah tiba manusia tidak bisa melakukan apa-apa.

Manusia tidak bisa menunda kematiannya, entah dari waktu atau tempat matinya. Intinya, orang sekarat pun kalau belum waktunya, mereka tidak akan mati jika itu memang belum waktunya ia mati.

Sebaliknya, jika memang itu adalah waktunya mati maka ia pun tidak bisa menghindar karena yang abadi hanyalah Allah semata.

Baca Juga: Suka Masak? Lihat Lowongan Kerja Demi Chef Pastry PT Duo Megatama Cipta di Banyuwangi Ini

Ditumpakke kereto jowo, rodane rodo menungso

Orang meninggal akan naik keranda yang di gotong oleh manusia dan diantarkan ke peristirahatan terakhir dengan mengucapkan kalimat tauhid di sepanjang jalan.

Ditutupi ambyang-ambyang, disirami banyune kembang

Tubuh mereka ditutupi oleh kain hijau bertuliskan kalimat istirja’ dan setelah dimakamkan, kuburannya akan disirami oleh air dan ditaburi bunga.

Baca Juga: Antar Penumpang Tujuan Cianjur, Perempuan Sopir Taksi Online Asal Jakarta Ini Berhasil Gagalkan Pembegalan

Duh Gusti Allah, kulo nyuwun pangapuro, ning sayange wes ra ono guno

Ya Allah, saya minta maaf atas segala perbuatan saya, namun sayangnya sekarang sudah tidak ada guna.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X