Mereka di antaranya Navicula, Petra Sihombing, Bilal Indrajaya, Skandal, Cloudburst, White Chorus, Morad, hingga band-band indie seperti Rebellion Rose, Rekah, Leipzig, Durga, Xin Lie, dan The Cottons.
The Panturas bahkan mengumumkan bahwa seluruh keuntungan penjualan merchandise mereka di Pestapora akan didonasikan untuk masyarakat Papua, sebagai bentuk sikap atas kontroversi ini.
Di media sosial, muncul gelombang kritik keras dengan tagar boikot yang ramai diperbincangkan.
Baca Juga: Gratis Tanpa Biaya! Cek 15 Spot Nobar Gratis Timnas Indonesia vs Chinese Taipei di Jabodetabek
Parade visual bertuliskan “Tembaga Ikutan Berpestapora” dengan logo Freeport semakin memanaskan situasi.
Sebagian warganet mendukung langkah para musisi yang mundur, sementara lainnya menilai pihak penyelenggara lalai sejak awal dengan menerima kerja sama yang sarat kontroversi tersebut.
Meski diterpa polemik, Pestapora 2025 tetap digelar dengan sejumlah penyesuaian.
Salah satunya adalah perubahan jam pertunjukan menjadi pagi hingga sore hari demi kenyamanan dan keamanan penonton.
Pihak penyelenggara menegaskan festival musik ini akan tetap berlangsung sesuai jadwal hingga hari ketiga, namun dengan daftar penampil yang berbeda dari semula.***
Artikel Terkait
Diduga Bakal Jadi Wakil Menteri, Warganet Serukan Boikot Raffi Ahmad Terkait Isu Gentrifikasi
Raffi Ahmad Jadi Sorotan, Muncul Seruan Boikot Usai Terima Posisi Pemerintahan Prabowo Kini Dikaitkan Isu Gentrifikasi
Tuntut Kembalinya Seunghan, Ribuan Fans Gelar Aksi Unjuk Rasa di Depan SM Entertainment dan Boikot Massal Produk RIIZE
Fandom RIIZE Gelar Boikot Besar-besaran hingga Kehilangan Ratusan Ribu Pengikut Dalam 3 Hari Imbas Keluarnya Seunghan
Instagram Grup Musik Sabyan Gambus Banjir Seruan Boikot, Buntut Kabar Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus
Viral! Warga Israel Boikot Film Superman Terbaru, Tuding Anti Yahudi dan Dukung Gaza Palestina