RBG.ID - Kasus penculikan dan pembunuhan MIP, Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Jakarta, semakin menimbulkan tanda tanya terkait motif sang pelaku.
Jenazah Kepala Cabang bank BUMN itu ditemukan di area persawahan Kampung Karangsambung, Bekasi, dalam kondisi mengenaskan. Apa motif penculikan dan pembunuhan itu?
Sejauh ini, polisi telah menangkap empat terduga pelaku, namun eksekutor utama masih dalam pengejaran. Di balik fakta-fakta tersebut, muncul spekulasi mengenai motif yang melatarbelakangi aksi penculikan dan pembunuhan yang keji ini.
Baca Juga: Penuh dengan Kejanggalan! Misteri Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Sumber internal dari lingkungan kerja korban menyebutkan bahwa sehari sebelum peristiwa, MIP sempat melakukan penagihan kepada salah satu nasabah bermasalah.
Dugaan pun menguat bahwa pembunuhan ini bisa terkait konflik utang atau tekanan dari pihak-pihak yang merasa terancam secara finansial.
“Korban dikenal tegas dalam urusan penagihan. Ada beberapa nasabah yang sempat berselisih dengannya,” ujar seorang rekan kerja Kepala Cabang bank BUMN yang enggan disebutkan namanya.
Baca Juga: 4 Orang Pelaku Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Akhirnya Ditangkap Polisi
Selain persoalan eksternal, penyidik juga menelusuri kemungkinan adanya faktor internal di tempat kerja korban. Diketahui, MIP sempat mengeluhkan tekanan kerja dan persaingan jabatan di lingkungan kantor.
Walau belum ada bukti kuat yang mengarah ke motif korporat, polisi tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak internal yang merasa terancam oleh posisi maupun kebijakan korban.
Polisi juga membuka kemungkinan lain berupa motif pribadi. Dari hasil pemeriksaan awal, salah satu pelaku yang ditangkap diketahui memiliki riwayat hubungan dengan korban.
Meski detail keterkaitannya belum dipublikasikan, informasi ini memberi celah baru dalam penyelidikan.
Baca Juga: Misteri Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ditemukan Tewas di Sawah
“Kami masih mendalami latar belakang hubungan antara korban dan para pelaku,” kata AKBP Dicky Fertoffan dari Polres Metro Jakarta Timur.