RBG.id - Kasus pembunuhan tragis yang melibatkan remaja 14 tahun berinisial MAS terhadap ayah dan neneknya di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/11), kini mulai menemui titik terang.
Pada Selasa (3/12), pihak kepolisian mengungkap pengakuan MAS mengenai kondisi keluarganya dan kebiasaan belajarnya.
Dalam keterangannya kepada Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, MAS membantah isu bahwa tindakannya dipicu oleh tekanan belajar dari orang tuanya.
Dilansir RBG.id dari kanal YouTube TVOne News, ketika ditanya apakah ia sering dipaksa untuk belajar, MAS menjawab tegas bahwa belajar adalah kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tuanya, bukan sebuah paksaan.
Baca Juga: Menteri PPPA Arifah Fauzi Kunjungi Remaja Pelaku Penusukan Keluarga di Lebak Bulus: Anak yang Baik..
"Dia bilang, ‘Ini bukan paksaan’. Jadi walaupun dia memang disuruh untuk belajar, tapi dia mengerjakan dengan senang hati," ujar Nurma menirukan pengakuan MAS.
Menurut MAS, belajar merupakan kebiasaan positif yang dia nikmati karena murni ingin menambah pengetahuan.
"Memang disuruh dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan karena dia bilang, ‘Kalau saya belajar saya pintar’," tambah Nurma.
Bantah Isu yang Beredar di Medsos
Pengakuan MAS ini sekaligus membantah isu yang berkembang di media sosial, yang menyebut tindakannya dipicu oleh tekanan belajar dari keluarganya. Nurma memastikan, MAS memberikan pernyataannya dalam kondisi yang stabil dan kembali ceria.
Polisi juga mendukung klaim ini setelah memeriksa ponsel MAS. Tidak ditemukan hal mencurigakan di perangkat tersebut, termasuk aplikasi-aplikasi yang terpasang.
"Tidak ada yang janggal di mata penyidik. Jadi benar anak ini belajar. Banyak pelajaran-pelajaran yang dibukanya setiap hari," jelas Nurma.