politik

Jokowi Tunda Reshuffle Kabinet, Ini Pertimbangannya

Kamis, 2 Februari 2023 | 14:33 WIB
Presiden Jokowi usai pelantikan menteri dan wakil menteri baru di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6). FOTO: IST

Baca Juga: Nasdem Capreskan Anies Baswedan, Jokowi: Reshuffle Kabinet akan Diputuskan

Kedua, Nasdem memiliki brand partai lebih baik daripada partai-partai lain. Paling tidak, Nasdem sudah memiliki bakal capres yang selalu masuk tiga besar versi berbagai lembaga survei.

”Jika target yang diinginkan Nasdem adalah efek ekor jas, partai ini bakal memiliki brand yang kuat seperti Gerindra dan PDIP,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, desas-desus terkait reshuffle terhadap kader Nasdem sangat wajar. Hal itu bagian dari tafsir atas situasi politik.

Namun, Paloh mengatakan, berdasar hasil pertemuannya dengan Presiden Jokowi pekan lalu, dirinya mengklaim tidak ada perubahan sikap. Jokowi masih bersikap baik kepada Nasdem.

”Saya tidak melihat ada perubahan. Suasana penerimaan baik dalam apa saja yang saya pahami, dalam memahami komunikasi yang biasanya terjadi,” ujarnya kemarin.

Bahkan, lanjut Paloh, suasana pertemuan yang berlangsung selama 1 jam 20 menit itu sangat kondusif dan sejuk. Meski demikian, Paloh menegaskan bahwa sikap Nasdem tidak pernah berubah perihal reshuffle.

Bahwa itu kewenangan penuh presiden. ”Jadi, apa pun kebijakan yang terbaik, masalah reshuffle sederhana. Untuk saya ulangin, sepenuhnya hak prerogatif presiden,” tegasnya.

Nasdem juga terus melakukan safari politik. Meski sudah membangun ”setengah” kesepakatan dengan PKS dan Demokrat, partai berlambang Mercy itu belum berhenti membangun komunikasi.

Paloh mengatakan, kunjungannya ke Golkar merupakan bagian dari silaturahmi antara partai pendukung pemerintah. ”Nasdem masih bagian yang tak terlepaskan bagi maju mundurnya pemerintahan Pak Jokowi,” ujarnya. Dia menyebutkan, kebersamaan partai-partai pendukung pemerintah sangat penting. Terlebih di tengah tantangan yang tidak mudah.

Selain itu, Paloh mengungkapkan, kunjungan ke Golkar juga bagian dari kunjungan nostalgia. Sebab, Golkar merupakan rumah lama Paloh sebelum membentuk Partai Nasdem. Disinggung soal pembicaraan politik, dia tidak menampik.

Termasuk kans Nasdem merapat ke koalisi Golkar pada 2024. Paloh menyebut segala kemungkinan bisa terjadi. ”Mungkin KIB juga (bisa) bergabung dengan Nasdem kan? Jadi, probability, kemungkinan, itu masih terbuka,” tuturnya.

Paloh juga tak menampik soal kans safari lanjutan. Termasuk dengan PDIP. ”Keinginan untuk itu ada saja,” imbuhnya. Namun, dia menyebut perlu mencermati suasana kebatinan PDIP.(jpc)

Halaman:

Tags

Terkini