RBG.ID-JAKARTA, Hingga kini DPP PDI Perjuangan belum bersikap setelah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Raka Buming Raka resmi dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto.
Pengumuman Gibran Rakabuming sebagai cawapres itu disampaikan langsung Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023) malam.
Sebagai kader PDI Perjuangan, Gibran Rakabuming seharusnya minta izin terlebih dahulu kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jika ingin maju pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Dampak Perang Israel dan Palestina, Anak-Anak di Gaza Alami Trauma dan Gangguan Mental
Direktur Eksekutif Senopati Syndicate, Robi Sugara menilai, dideklarasikannya Gibran sebagai bakal cawapres Prabowo menandakan terjadinya perang dingin antara Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Apalagi, Presiden Jokowi secara tegas telah merestui keputusan Gibran menjadi cawapres Prabowo Subianto.
"Jika Pilpres 2024 akhirnya tiga pasangan capres dan cawapres yang diusung, dan Gibran menjadi salah satu calonnya, maka perang dingin antara Jokowi dan Megawati sudah dideklarasikan," kata Robi di Jakarta, Minggu (22/10/2023).
"Perang dingin diistilahkan pada peperangan dua kekuatan antara Blok Barat dipimpin Amerika dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Perang dingin terjadi persaingan antar banyak aspek untuk mempengaruhi politik dunia dari dua negara yang mengklaim sebagai pemenang perang dunia kedua," sambungnya.
Jokowi merupakan kepala negara yang menang selama dua periode diusung oleh PDI Perjuangan. Dia didukung oleh selain kekuatan partai politik dan juga para relawan yang militant.
Sementara Megawati merupakan pimpinan parpol tertinggi perolehan suaran Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Partai ini juga memiliki pendukung militan dari ideologi marhaen yang diusung Soekarno.
Perang dingin memang tidak menciptakan bentrokan besar, tetapi kemenangan perang ditentukan oleh aliansi dukungan baik parpol ataupun non parpol, narasi negatif atau positif, dan kekuatan ekonomi dalam merebut dukungan.
"Perang dingin antara Jokowi dan Megawati juga akan berdampak pada perolehan suara PDIP pada Pemilu 2024 akan tetap unggul di antara parpol lain atau malah menyusut akibat dari perang dingin ini," papar Sugara.(jpc)