RBG.ID - Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Novri Susan mengungkapkan pernyataan cawapres 03 Mahfud MD soal seorang ibu melahirkan anak yang tidak beradab adalah dosa besar kepada bangsa.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Program Studi Sosiolog Indonesia tersebut menyampaikan pernyataan Mahfud tidak pantas.
"Ungkapan ini sungguh tidak layak, bagi seorang pendidik, seorang akademisi, dan sebagai orang tua. Semoga Prof Mahfud yang saya hargai bisa menarik ungkapan yang sangat tidak pantas itu," tulis Novri dalam akun //TikTok, @novrisusan.
Novri selama ini hanya menyaksikan dinamika Pilpres 2024. Namun, ia merasa terganggu dengan ucapan Mahfud tersebut.
Novri mengungkapkan ucapan Mahfud keluar pasca debat cawapres.
Ia menilai arti ucapan tersebut ditujukkan kepada Iriana Jokowi dan Gibran.
Tetapi, Novri mengatakan ucapan tersebut juga menyakiti perasaan seluruh ibu-ibu yang berjuang keras melahirkan dan membesarkan anaknya.
Baca Juga: Antusias, Ratusan Warga Jateng Sambut Jokowi dan Prabowo Makan Bakso Bersama
Dengan menahan tangis, Novri menuturkan betapa vital dan mulianya perjuangan setiap ibu.
Ia juga menegaskan bahwa zaman sudah berubah, dan gaya serta ide anak muda saat ini tentu berbeda dengan di masa lalu.
"(Pernyataan Mahfud) juga mengarah kepada ibu-ibu yang selama ini menyokong anak-anak muda untuk tumbuh,” kata Novri
Ia mengatakan, anak-anak muda memiliki cara baru, ide baru yang berbeda.
Artikel Terkait
Di Ponpes Al-Furqon Bondowoso Yenny Wahid Ungkap Mahfud MD dari Kalangan Santri dan Dekat dengan Gus Dur
Terungkap, Ternyata Ini Alasan Ganjar Pranowo-Mahfud MD Pilih Merauke dan Sabang Jadi Tempat Kampanye di Hari Pertama
Sempat Memanas Saat Debat, Gibran Meminta Maaf kepada Mahfud MD
Jadi Sorotan, Adab Gibran Kerap Ucapkan Terima Kasih pada Muhaimin dan Mahfud MD
Tanya Soal Inflasi Hijau, Mahfud MD Enggan Jawab Pertanyaan Gibran
Cawapres Gibran Rakabuming Raka Dituding Lecehkan Mahfud MD, Nusron Wahid Membela: Kalau Melecehkan Masa Cium Tangan
Pertanyaan Gibran Dibilang Mahfud MD 'Recehan', Budiman: Mungkin Tidak Siap Berdialog Soal Dilema Kebijakan