RBG.ID – Persib Bandung dan Persebaya Surabaya melayangkan surat protes soal draf jadwal kompetisi Liga 1 2022–2023. Dua klub tersebut keberatan karena banyak memainkan pertandingan yang kickoff pukul 20.30.
Protes soal jadwal ternyata juga dilakukan oleh Borneo FC. Bedanya, tim berjuluk Pesut Etam itu memprotes pertandingan kandang di Stadion Segiri, Samarinda, yang banyak dimainkan sore hari. ’’Karena itu merugikan kami,’’ tegas Manajer Borneo FC, Dandri Dauri.
Kerugian yang pertama adalah manajemen Borneo FC sudah merenovasi total Stadion Segiri. Sebanyak 17 item yang diminta oleh tim verifikasi PT LIB sudah dipenuhi. ’’Termasuk penambahan lampu,’’ katanya.
Dandri melanjutkan, percuma Stadion Segiri ditambah daya lampunya jika tidak ada pertandingan malam. Semua laga kandang dipaksa main sore karena kepentingan live televisi. ’’Saya mending tidak live. Demi kebaikan masyarakat Samarinda dan suporter kami yang ingin menonton Borneo FC,’’ paparnya. ’’Kompensasi live televisi juga tidak jelas,’’ tegasnya.
Dandri juga melihat jadwal yang ada sangat ketat dan padat. Borneo FC banyak bermain tidak pada weekend. Artinya, jika laga dimainkan sore hari, otomatis penjualan tiket kandang akan turun drastis.
Dandri mengungkapkan, surat resmi yang dilayangkan Borneo FC harus ditanggapi betul oleh LIB. Dia juga akan sangat tegas pada manager meeting nanti. Jika Borneo FC tetap mendapat jadwal bermain sore hari di laga kandang, pihaknya akan terus protes. ’’Harusnya LIB belajar dari pengalaman Liga 1 beberapa tahun ke belakang. Jangan terus mengulang kesalahan,’’ ucapnya.
Justru Borneo FC mengusulkan kompetisi dihelat cukup panjang. Tidak perlu tergesa-gesa harus selesai awal tahun depan. ’’Selesai Desember 2023 juga tidak masalah. Kan kompetisi namanya Liga 1 2022–2023. Yang penting semua terselamatkan,’’ pungkasnya. (rid/c17/ali)