olahraga

Siapa Simon Tahamata? Ini Sosok Mantan Dirtek Ajax yang Digadang-gadang Jadi Pemandu Bakat Timnas Indonesia

Rabu, 21 Mei 2025 | 15:22 WIB
Simon Tahamata saat masih bertugas di Ajax, kini kabarnya bakal menjadi kepala pencari bakat timnas Indonesia. (Instagram/@simon_tahamata_)

RBG.ID - Sosok Simon Tahamata ramai menjadi bahan perbincangan publik sepak bola Indonesia sejak Selasa 20 Mei 2025.

Pasalnya, media Belanda menyebut legenda Ajax tersebut bakal bergabung dengan Timnas Indonesia sebagai pemandu bakat.

Media Belanda, VoetbalPrimeur, mengabarkan bahwa Tahamata akan bergabung dengan Timnas Indonesia sebagai Head of Scouting.

Baca Juga: Jepang vs Timnas Indonesia: Imbauan dan Larangan Untuk Suporter Garuda di Panasonic Stadium Suita yang Perlu Ditaati!

Artinya, Tahamata diberi tanggung jawab untuk mencari bakat-bakat yang layak masuk timnas baik itu pemain dalam negeri atau diaspora.

Hanya saja hingga saat ini belum ada keterangan resmi baik dari PSSI atau Tahamata mengenai kabar tersebut.

Jika memang benar, kehadiran Tahamata dengan latar belakangnya di dunia sepak bola bisa menjadi keuntungan bagi Timnas Indonesia.

Baca Juga: Sosok Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab yang Meninggal Dunia, Ternyata Bukan Orang Sembarang

Profil Simon Tahamata

Simon lahir di Vught, Belanda pada 1958, sewindu setelah kedua orang tuanya bermigrasi dari Maluku ke Belanda.

Semasa muda, Simon menimba ilmu di akademi klub Theole selama tiga tahun, sebelum berpindah ke akademi milik Ajax Amsterdam. Ajax juga menjadi klub pertama yang ia bela dalam karir seniornya.

Bersama klub asal ibukota Belanda tersebut, Simon meraih dua gelar Eredivisie dan satu gelar Piala KNVB.

Baca Juga: Kabar Duka, Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab dan Komisaris Utama Narasi Meninggal Dunia

Selain itu, dirinya juga sempat mengantar Ajax menembus semifinal Piala Eropa sekali.

Pada musim panas 1980, Simon memutuskan pindah ke Belgia untuk membela Standard Liege.

Simon membawa pulang dua gelar Liga Belgia, plus dua trofi Piala Belgia. Selain itu dirinya juga sempat mengantar Standard ke final Piala Eropa pada 1982, namun kalah 2-1 dari Barcelona.

Baca Juga: Penuh Makna dan Membakar Semangat! Ini 20 Ucapan Hari Kebangkitan Nasional 2025 dalam Bahasa Inggris dan Terjemahan

Pada 1984 Simon kembali ke Belanda, kali ini membela Feyenoord Rotterdam.

Sisa karir sepak bola Simon dihabiskan di Liga Belgia, membela Beerschot AC dan Germinal Ekeren hingga gantung sepatu pada 1996.

Usai pensiun, dirinya kembali ke Standard Liege sebagai pelatih tingkat kelompok usia.

Baca Juga: Kenapa Hari Kebangkitan Nasional Diperingati Setiap Tanggal 20 Mei? Ini Sejarah Dan Maknanya

Kebanyakan karirnya sebagai pelatih dijalani pada level tersebut. Total Simon telah melatih Standard, Beerschot, Ajax dan Al-Ahli untuk usia muda.

Kepelatihan Simon di Ajax berlangsung selama dua periode, yakni 2004-2009 dan sejak 2014 hingga tahun lalu.

Simon memutuskan keluar dari Ajax pada tahun lalu setelah mengalami ketidak sepahaman mengenai jam kerjanya sebagai pelatih.

Latar belakang itu pula yang membuat PSSI mungkim terpikat dengan Tahamata. Kemampuannya dalam melakukan observasi soal pemain bisa menjadi senjata bagus dari belakang layar.

Hal itu tentu menjadi program jangka panjang bagus agar Timnas Indonesia tetap memiliki pemain hebat demi ambisi rutin bermain di Piala Dunia nantinya.***

Tags

Terkini