Ini akan membuka area baru untuk aplikasi praktis seperti: deteksi tumpahan minyak, pelacakan dan deteksi kapal, pemantauan dan pendeteksian hasil panen, kontrol perbatasan, pemetaan dan pengembangan wilayah perkotaan, pemantauan lalu lintas jalan, serta perencanaan pencarian dan penyelamatan dan pengelolaan.
"Proyek ini akan memberikan kontribusi [untuk] upaya UEA untuk mengembangkan solusi untuk perubahan iklim, kelestarian lingkungan dan manajemen bencana yang lebih baik," menurut sebuah pernyataan dari Badan Antariksa UEA.
“Platform ini akan berkontribusi untuk memantau perubahan yang terjadi di planet ini akibat perubahan iklim dan membantu menemukan solusi inovatif untuk kelestarian lingkungan," lanjutnya.
Langkah tersebut UEA sebagai negara pertama di Timur Tengah yang mengembangkan konstelasi Satelit Radar Apertur Sintetis.
Dengan rencana untuk menjelajahi Venus dalam tujuh tahun dan mendarat di asteroid, selain meluncurkan pesawat ruang angkasa ke orbit Mars, UEA telah memiliki program luar angkasa paling ambisius di Timur Tengah.
Negara ini mendirikan Badan Antariksa pada tahun 2014, mengirim astronot pertamanya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional lima tahun kemudian, dan berencana untuk mengirim pesawat ruang angkasa tak berawak ke bulan pada tahun 2024. (*/rmol)