RBG.ID – Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina akan berhenti beroperasi dalam 24 jam sampai generator listrik utama yang kehabisan bahan bakar mati total.
Kabar buruk ini sebenarnya sudah terdengar sejak akhir Oktober dimana Rumah Sakit Indonesia di Gaza selama perang melawan Israel sejak 7 Oktober lalu tidak bisa mengandalkan listrik karena telah terputus di seluruh Gaza.
Pelayanan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina harus menggunakan listrik secara hemat karena mengandalkan generator listrik.
Baca Juga: Ini Daftar Brand Kecantikan Lokal yang Vokal Beri Dukungan Palestina
Akses untuk membeli minyak pun sulit didapatkan karena pintu yang berbatasan dengan Mesir ditutup. Selain minyak untuk bahan bakar pembangkit listrik, bantuan berupa obat-obatan dan makanan juga belum tersalurkan.
Namun, dari hari ke hari korban tewas dan luka-luka terus berdatangan ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina, ditambah salah satu pengungsia terbesar di Gaza bernama Jabaila baru saja digempur oleh pasukan Israel pada Rabu (1/11).
Letak Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina yang berada di tengah-tengah lokasi gempuran membuat banyak korban dirujuk ke sana.
Dengan peralatan medis dan ruang yang tersisa tim medis Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina membantu korban luka yang masih bisa diselamatkan meski sudah kewalahan.
Baca Juga: Sudah 35 Jurnalis dan 116 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Palestina
Selain Rumah Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina kondisi krisis karena tidak terdapat listrik juga menghantui Rumah Sakit Al Syifa Medical Complex.
Salah satu upaya jika nanti generator utama benar-benar mati adalah menggunakan generator cadangan yang tidak bisa mengalirkan listrik untuk AC, lemari pendingin mayat, dan fasilitas lainnya yang membutuhkan kekuatan listrik yang besar.