RBG.ID – Adanya ruas tol Jawa mengurangi jumlah pengendara yang melewati jalur Hutan Saradan. Kini mobil pribadi yang melintas hanya karena kangen pecel lauk ikan tawar.
Hutan Saradan merupakan jalur yang akan dilintasi setiap pengendara untuk keluar masuk Madiun. Jalur ini semakin sepi setelah aktifnya tol Ngawi–Kertosono pada tahun 2018 lalu.
Dulu banyak restoran dan warung berdiri berjejer menawarkan beragam sajian makanan di Hutan Saradan. Saat mudik kendaraan menuju arah Madiun-Solo (dan Surabaya ketika masa balik) berjejal di jalan raya di hadapannya.
’’Dulu masih ada seperti itu, kadang pas macet begitu turun dari mobil gelar tikar makan bekal,” cerita Mugihantoro, salah seorang pengendara yang sedang beristirahat di Pos Polisi Lemahbang, Saradan, Madiun.
Tapi kini, seperti bumi dan langit. Tol Jawa merubah segalanya. Volume kendaraan yang melintasi Hutan Saradan di perbatasan Kabupaten Madiun dan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menurun jauh.
Sepanjang jalur lawas Hutan Saradan sebenarnya tersedua banyak titik untuk beristirahat.
Mulai dari pom bensin di kiri jalan dari arah Madiun, lalu Pasar Burung Saradan, atau di Waduk Jati Bening.
Mugihantoro menyebutkan, apabila melintasi jalur tersebut, ia akan menyempatkan untuk makan di warung sekitar dengan menu makanan Pecel dengan lauk ikan air tawar.
Dia mengungkapkan tidak punya warung favorit.
Mugihantoro menilai, semua warung di jalur tersebut mempunyai ciri khas dan rasa yang hampir sama.
’’Kalau tidak pecel, biasanya beli ikan dekat waduk suka ada yang jual hasil pancingan,” jelasnya.
Baca Juga: Semangat Bagas Fikri! Harus Maksimal di BAC 2024 untuk Lolos Olimpiade
Salah satu titik tersibuk adalah di pertigaan Lemahbang, berdiri pos polisi dan juga musala.