Akhirnya, video itupun menyebar secara viral dan Bu Prani menghadapi cibiran dari mereka yang tidak memahami inti dari masalah yang sesungguhnya terjadi.
Di samping itu, Ibu Prani, juga mengalami penilaian yang tidak adil dan tindakannya dianggap tidak pantas sebagai seorang guru. Hal ini sungguh berdampak besar terhadap kehidupannya.
Kedua anak Bu Prani Muklas, Angga Yunanda dan Tita Prilly Latuconsina, juga mengetahui viralnya video Bu Prani di media sosial.
Anak-anaknya juga ikut bergabung untuk mengembalikan reputasi ibu mereka dan melindungi ayah mereka, Pak Didit (Dwi Sasono), yang menderita gangguan bipolar dan mungkin akan menghadapi serangan panik karena masalah ini.
Review Film Budi Pekerti
Film Budi Pekerti mengajak penontonnya untuk merenung tentang kegiatan dan tingkah laku netizen di dunia maya.
Salah satunya adalah dengan segera memihak pada salah satu pihak tanpa mengetahui kebenaran di balik video tersebut.
Selain itu, dampak besar dari Cancel Culture di internet terhadap kehidupan nyata seseorang juga ditunjukkan lewat film Budi Pekerti.
Seperti yang terjadi dalam alur cerita film Budi Pekerti, Bu Prani menghadapi dua masalah besar.
Pertama, ia dikucilkan di dunia maya, dimana ia sering kali menjadi sasaran pembully-an dan perundungan.
Kedua, ia juga mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari masyarakat sekitar dan pihak sekolah.
Budi Pekerti berhasil mengungkap kengerian yang bisa ditimbulkan oleh media sosial dan berdampak buruk bagi siapa pun di kehidupan nyata.
Di film Budi Pekerti, masalah yang diangkat dapat dikatakan cukup realistis, humanis, dan mampu membangkitkan emosi penonton.
Film Budi Pekerti juga mengajak masyarakat untuk merenungkan dan menjadi lebih berhati-hati dalam berperilaku di ruang publik. Selain itu, film ini juga ingin mengajarkan kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial.