Siap Tayang Juni Mendatang! Film Kontroversial Gowok: Kamasutra Jawa Angkat Tradisi Seksual Jawa Era 90-an, Siapa Saja Pemainnya?

RBG.id — Industri perfilman Indonesia kembali menghadirkan karya yang berani dan kontroversial lewat film "Gowok Kamasutra Jawa", yang dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Tanah Air mulai 5 Juni 2025.

Film terbaru ini ditulis oleh Asam dan Hanung Bramantyo, serta diproduksi oleh Raam Punjabi, nama besar di industri film nasional.

Trailer perdana film ini telah dirilis pada 6 Mei 2025, dan langsung menarik perhatian publik karena mengangkat tema yang belum banyak disentuh.

Berlatar era 1990-an, Gowok: Kamasutra Jawa mengangkat kehidupan seorang gowok, yakni perempuan yang berperan sebagai dukun atau mentor seksualitas bagi remaja menjelang pernikahan.

Baca Juga: Perpaduan Tradisi Kuno hingga Drama Erotis yang Terungkap di Official Trailer Film Gowok Kamsutra Jawa

Tradisi ini dulunya diyakini sebagai bentuk pendidikan seksual dan tata graha dalam budaya Jawa.

Sinopsis Gowok: Kamasutra Jawa

Cerita berpusat pada keluarga calon mempelai pria yang menyewa seorang gowok untuk membimbing anak laki-laki mereka sebelum menikah.

Namun, alih-alih berjalan sesuai harapan, situasi tak terduga justru membuat hubungan keluarga dan adat istiadat menjadi kacau.

Baca Juga: Film Gowok Kamasutra Jawa Kapan Tayang di Bioskop? Ini Jadwal Rilis Karya Terbaru Hanung Bramantyo

Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris papan atas Indonesia, di antaranya:

• Reza Rahardian
• Lola Amaria
• Alika Jantinia
• Devano Danendra
• Raihaanun
• Djenar Maesa Ayu
• Slamet Rahardjo
• Donny Damara
• dan Annisa Hertami.

Gowok: Kamasutra Jawa akan tayang secara serentak di jaringan bioskop XXI dan CGV di berbagai kota mulai 5 Juni 2025, dan menjadi salah satu film yang patut diantisipasi, terutama oleh penonton yang menyukai film bertema budaya, sosial, dan drama dewasa.

Baca Juga: Tayang Besok di Bioskop! Sayap Sayap Patah 2 Sajikan Kisah Arya Saloka di Film Sarat Emosi dan Penuh Aksi, Intip Sinopsisnya

Dengan alur yang menggugah dan nuansa lokal yang kental, film ini diharapkan mampu membuka ruang diskusi seputar edukasi seksual dalam perspektif budaya tradisional Indonesia.***