Oleh: Dr. Heri Solehudin Atmawidjaja*)
RBG.id -- Hafiz Ibrahim seorang penyair muslim ternama menyebutkan “Al- Ummu Madrasatul Ula, Iza A’dadtaha A’dadta Sya’ban Thayyibal A’raq” yang artinya Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan dengan baik maka sama halnya engkau persiapkan generasi terbaik (untuk masa depan bangsa).
Di dalam Al-Qur’an kata “Ibu” disebut dengan “umm” yang berasal dari akar kata yang sama dengan ummat yang artinya adalah “pemimpin” yang diteladani, pengertian tersebut menunjukkan bahwa ibu akan dapat menciptakan pemimpin-pemimpin dimasa depan, maka keteladanan seorang ibu adalah “fardu ain” dalam pendidikan anak-anaknya, ditangan seorang ibulah masa depan anak, di tangan mulia seorang ibulah seorang pemimpin akan terlahir, artinya bahwa seorang ibu dapat menentukan nasib sebuah bangsa dimasa mendatang.
Ibu adalah Sekolah Paling Utama
Sebagai sekolah yang paling utama seorang ibu merupakan figur sentral dalam membentuk guratan karakter, perilaku dan moralitas kepribadian dimasa yang akan datang. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa peran ibu lebih strategis dari pada seorang ayah, karena itu ketika Rasululloh SAW ditanya oleh seorang sahabat ya Rosululloh siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini? Maka seketika Rosul menjawab “Ibumu, kemudian dia bertanya lagi lalu siapa lagi ya Rosul? Rosul menjawab Ibumu kemudian siap lagi ya rosul? Rosulpun kembali menjawab Ibumu. Kemudian sahabat itu kembali bertanya ke empat kalinya setelah itu siapa ya rosul? Maka kemudian rosululloh menjawab “Bapakmu”!
Hadist tersebut bukan dimaksudkan untuk mengurangi porsi penghormatan seorang anak terhadap ayahnya atau untuk membandingkan peran ayah dengan ibunya, akan tetapi menempatkan peran dan tanggung jawab keduanya pada porsinya masing-masing. Seorang ayah memiliki tanggungjawab dan peran yang juga tidak kalah mulia dalam menentukan bentuk dan warna dalam keluarganya, ibarat sebuah ladang bercocok tanam, maka peran seorang ayah adalah menyiapkan lahan yang baik dan subur, menyiapkan bibit yang unggul. Sementara ibu menanam dan merawatnya, sehingga tumbuh menjadi tanaman yang baik, karena kerjasama itulah yang mengantarkan kita tumbuh dan dappat menggarungi kehidupan sampai saat ini.
Didalam hadist disebutkan “Al-jannatu tahta aqdaamil ummahaat”, yang artinya bahwa “surga ada dibawah telapak kaki ibu”. Jika difahami secara lebih luas hadist tersebut mengandung pesan dan pengertian betapa pentingnya setiap ikhtiar yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap anak-anaknya.