RBG.ID - Pandemi Covid-19 yang telah terjadi hampir tiga tahun terakhir membuat banyak kehidupan masyarakat berubah. Misalnya disektor keuangan, pandemi telah membantu peningkatan penggunaan dompet digital atau E-Wallet jadi lebih massif lagi.
Hal ini membuat masyarakat menjadi semakin akrab dengan istilah E-Wallet atau dompet digital tadi. Seperti namanya, dompet digital memperkenalkan masyarakat metode pembayaran non tunai yang praktis, aman dan menguntungkan.
Pengguna hanya menggunakan smartphone, tanpa uang tunai dan cukup menggunakan dompet digital saja. Selain itu, aplikasi dompet digital tidak hanya menawarkan kemudahan tetapi juga keamanan untuk melindungi data-data pengguna.
Baca juga: Pengguna iPhone Bisa Mengirimkan Data ke Windows 11, Begini Caranya!
Dompet digital di Indonesia seperti OVO, Go-pay, Shopeepay, Dana dan LinkAja kini makin dikenal. Massifnya adopsi dompet digital ini juga mendorong tumbuhnya pemain-pemain baru. Bahkan yang selama ini nyaman dengan gaya konvensional pun akhirnya terpaksa ikut arus agar tidak ketinggalan.
Meningkatnya tren penggunaan E-Wallet ini juga linear dengan data Google. Melalui laporan Year in Search 2022 edisi kelima yang menggambarkan perubahan perilaku konsumen Indonesia sebagai referensi bagi pelaku bisnis di berbagai industri, topik terkait E-Wallet termasuk yang banyak dicari masyarakat setahun ke belakang.
“Perkembangan teknologi telah mendorong sektor keuangan di Indonesia meningkatkan fasilitas yang memudahkan konsumen bertransaksi secara digital. Saat ini, terlihat konsumen semakin nyaman dan percaya untuk melakukan transaksi perbankan melalui perangkat digital mereka,” jelas pihak Google.
Baca juga: Fitur Baru WhatsApp 'Call Link', Cara Menelpon Tanpa Perlu Minyimpan Nomor di Windows Beta
Konsumen pun mulai mencari tau berbagai fasilitas transaksi digital yang memudahkan mereka berbelanja tanpa menggunakan uang fisik. Tidak hanya itu, kini masyarakat di Indonesia terlihat lebih peduli dan berupaya untuk belajar lebih banyak tentang manajemen keuangan pribadi guna meningkatkan stabilitas finansial mereka.
Ini terlihat dari bagaimana mereka semakin tertarik untuk mencari tau tentang “side hustle” maupun tips untuk mengatur anggaran keuangan, agar mereka dapat bertahan disaat-saat krisis.
Seiring meningkatnya literasi keuangan, masyarakat Indonesia juga terlihat semakin terbuka dan mulai menjajaki berbagai pilihan pinjaman online yang kredibel dengan cara yang aman dan cerdas.
Baca juga: Poin-Poin Violent Spech Policy Terbaru yang DIkeluarkan Twitter
– Penelusuran “kartu kredit” meningkat 80 perse.
– Penelusuran “pinjol aman” naik 110 persen.
– Penelusuran “pay later” naik 20 persen.
– Penelusuran topik “investasi” naik 25 persen. (JPC)
Artikel Terkait
Mesin Top Up Gopay Hadir di Kota Bogor, Cek Lokasinya
4 Aplikasi Bebas Biaya Admin Untuk Transfer Beda Bank dan e-wallet
M-Banking BCA Eror, Nasabah Ramaikan Trending Twitter
Catat Nih! TikTok Terapkan Batas Waktu Layar Harian bagi Remaja Dibawah Usia 18 Tahun Secara Otomatis
Cara Mengatur Fitur Waktu Layar Harian dan Jeda Waktu Layar di Aplikasi TikTok