Berbicara kepada Compare.bet, Petit menyebut Salah sudah bukan lagi Salah musim-musim sebelumnya.
Terutama ketika ditinggal pergi Sadio Mane ke Bayern Munchen musim panas lalu. Pada musim ini, banyak kelemahan yang dimiliki The Reds, julukan LFC.
Terutama lini tengah ke depan yang selama ini jadi titik permainan Salah. Secara mental, mereka sudah tidak sama seperti empat atau lima musim terakhir. Secara fisik, seperti ada bagian yang hilang dari permainan LFC musim ini, sambung Petit.
Saking pusingnya der trainer LFC Jurgen Klopp dalam menemukan formula terbaik supaya Salah bisa kembali menciptakan gol, dia sampai mengutak-atik formasi permainannya.
Dari yang biasanya lebih cenderung bermain 4-3-3, LFC mulai memainkan skema 4-4-2 di balik kemenangan 2-0 melawan Rangers dalam matchday ketiga fase grup Liga Champions (5/10).
Salah ditempatkan lebih melebar ke sisi kanan di belakang duet Darwin Nunez-Diogo Jota masih mampu menciptakan gol.
Sama seperti dalam laga matchday kedua fase grup menghadapi AFC Ajax (14/9). Tetapi, atmosfer Premier League berbeda dengan Liga Champions.
Media-media menyebut LFC beralih ke skema 4-4-2 secara permanen musim ini. Klopp seperti dikutip dari laman Liverpool Echo menyebut Salah tidak berubah perannya sekalipun bermain lebih ke belakang Jota, Darwin, dan Luis Diaz.