RBG.ID-JAKARTA, Greysia Polii, sudah resmi pensiun sebagai pemain bulutangkis. Selama karirnya sebagai atlet bulutangkis, Greysia Polii dikenal seorang petarung tahan pukul.
Setidaknya, dua kali sepanjang kariernya Greysia Polii terhuyung, bahkan jatuh, terkena hantaman keras. Sangat keras. Pertama, saat dia didiskualifikasi BWF dari Olimpiade 2012, ditambah sanksi dari PBSI.
Berikutnya, ketika partner ganda putrinya, Nitya Krishinda, yang bersamanya meraih emas Asian Games 2014, cederah parah. Dan, akhirnya harus mengakhiri karier lebih cepat.
Tapi, tak sekali pun Greysia melempar handuk. Perlahan perempuan berdarah Minahasa itu bangkit, mengawali dari nol lagi, sampai akhirnya, di luar dugaan semua orang, mencapai puncak: emas Olimpiade.
Baca Juga: Greysia Polii Umumkan Gantung Raket, Ini Alasannya!
Emas ganda putri yang direbutnya bersama Apriyani Rahayu itu diraih di usia 34 tahun –tertua dari semua perebut emas bulu tangkis Olimpiade. Dan, bersama pasangan yang berbeda usia 10 tahun darinya. Raihan itu juga menabalkan Indonesia sebagai negara kedua setelah Tiongkok yang pernah merebut emas Olimpiade di semua nomor.
Kini, 17 tahun setelah Greysia kecil bersama sang bunda, Evie Pakasai, pindah ke Jakarta agar bisa mendapat kesempatan berlatih dan bertanding lebih baik, dia harus mengakhiri semua. Greysia pensiun, dengan kepala tegak sebagai juara Olimpiade, dan kisah karier yang bakal abadi sebagai sumber inspirasi.