RBG.ID – Pramudya Kusumawardana memutuskan untuk keluar dari Pelatnas PBSI dan hiatus dari karirnya sebagai atlet bulutangkis porfesional untuk melanjutkan pendidikan dan mengutamakan kesehatan mentalnya.
Kabar pengunduran diri Pramudya Kusumawardana dia ungkapkan sendiri melalui penjelasan poin per poin alasan dirinya keluar.
Sebelumnya publik memang sudah mempertanyatakan kehadiran Pramudya Kusumawardana dan rekan satu timnya Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan kerap dimintai keterangan bagaimana jalan karir The Prayer.
Baca Juga: Miliki Fasilitas Indoor Skydiving Terbesar se-Asia Tenggara, Korps Brimob Helat Kejurnas
Saat itu Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan hanya mengatakan dirinya masih menunggu Pramudya Kusumawardana untuk kembali dari istirahatnya.
Ternyata selama masa istirahat tersebut, keduanya mengulur waktu menunggu momen yang tepat untuk memberitahukan publik jika The Prayer kandas sampai di Desember 2023 dan belum bisa sampai ke ajang olimpiade.
Berikut beberapa alasan yang membulatkan tekat Pramudya Kusumawardana untuk merelakan kariernya sebagai pemain bulutangkis profesional.
Pada poin pertama, Pramudya Kusumawardana hal pertama yang mendorongnya untuk merelakan kariernya adalah kesehatan mentalnya.
"Poin pertama adalah kesehatan mental saya sedang tidak bagus. Hal ini tidak bagus untuk keseharian saya karena hal ini memiliki efek terhadap kehidupan saya, sehingga saya membutuhkan istirahat," kata Pramudya.
Pemain kelahiran 2000 ini memang masih di usia yang seharusnya mengenyam pendidikan di peguruan tinggi. Tetapi hal itu dia tunda setelah impiannya untuk menjadi atlet bulutangkis tercapai pada 2019 lalu.
"Poin kedua ialah pendidikan. Saya masih mementingkan pendidikan. Sebagian orang sudah tahu saya akan menekuni pendidikan Sports Science dan Sport Psychology. Saya ambil studi di luar karena merasa sistem di Indonesia belum mendukung untuk atlet profesional."
Pada poin ketiga, setelah menjalani beberapa pertandingan dan menghadapi berbagai macam hasil setiap minggunya Pramudya Kusumawardana merasa dirinya tidak memiliki kapabilitas untuk tampil di Olimpiade yang menjadi target utama PBSI memintanya untuk tetap bertahan.