RBG.ID – Sastra Inggris umumnya lekat dengan nama-nama penulis klasik seperti William Shakespeare hingga Sylvia Plath. Namun, Ghent University di Belgia memasukkan satu nama yang asing sekaligus familier: Taylor Swift.
Taylor Swift yang merupakan musisi pelantun Cruel Summer itu bahkan jadi pusat di mata kuliah bertajuk Literature: Taylor’s Version.
Dosen pengajar Elly McCausland menyatakan, mata kuliah pilihan tersebut tercetus dari pengamatannya terhadap lirik-lirik lagu Taylor Swift.
Baca Juga: Jihyo Twice Ajak Sang Adik Lee Haeum Menari 'Killin Me Good' Bersama
Hal itu, tentu saja, tidak terlepas dari statusnya sebagai Swifties alias fans Taylor Swift.
Menurut dia, ada kesamaan paralel antara karya Taylor Swift yang merupakan musisi berusia 33 tahun tersebut dan karya sastra Inggris yang jadi rujukan di mata kuliahnya.
McCausland menceritakan, kelas baru itu langsung laris manis diserbu. ”Aku tidak pernah menerima surel sebanyak itu dari mahasiswa yang antusias mendaftar. Dan juga kalangan nonmahasiswa, orang-orang yang bukan bagian dari kampus dan ingin berpartisipasi di kelas itu,” papar asisten profesor tersebut.
Baca Juga: Sudah Ada 13 Sektor, Giliran Pengurus KBPP Rumpin Resmi Dilantik
Buatnya, karya Taylor Swift bisa menjadi media untuk ”mengakses” karya sastra yang selama ini dianggap sulit dipahami.
Meski demikian, dia mengakui, ada pihak yang skeptis dengan pendekatan pop yang diambilnya. Tapi, McCausland tak ambil pusing. Dia menilai, keraguan itu sama seperti pendapat ingin tahu yang muncul saat Bob Dylan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Nobel 2016 di kategori sastra.
”Hal itu membuat orang-orang bertanya, ’Apa itu literatur? Apa saja kriterianya? Apakah semua jenis teks bisa dianggap karya sastra?’,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemkab Bogor Dianggap Pilih Kasih, Jalan Abdul Fatah Dibiarkan Rusak, Jalan Kecamatan Lain Dibangun
Dalam wawancara dengan The Guardian, dia menyatakan, lirik-lirik Taylor Swift –yang sering kali mengambil referensi dari karya sastra– patut dianalisis lebih jauh. Terlebih, banyak karya musisi yang memulai karier di genre country itu yang lahir dari pengalaman pribadinya.
McCausland menegaskan, mata kuliah itu tetap mengambil pendekatan akademis meski lahir dari kecintaannya sebagai Swifties. Dia juga menyatakan, kelas tersebut terbuka buat fans maupun haters sang musisi Taylor Swift.