RBG.ID - Terdapat perselisihan antara mantan produser eksekutif SM Entertainment, Lee Soo Man, dan HYBE mengenai "Klausul Non-Bersaing" dalam kontrak penjualan saham di SM Entertainment awal tahun ini.
Klausul ini mencegah orang yang menjual saham untuk memulai bisnis kompetitif yang serupa untuk jangka waktu tertentu. Lee telah meminta agar klausul tersebut dicabut, namun HYBE menolak.
Pada bulan Februari, Lee Soo Man menjual 14,8% sahamnya di SM Entertainment kepada HYBE sebesar 430 miliar KRW (326,5 juta USD atau setara 4.940 milyar rupiah) dengan harga 120.000 KRW (91 USD) per saham.
Para ahli percaya bahwa Lee Soo Man telah mempersiapkan diri untuk kembali memasuki industri hiburan sambil berusaha meminta pertanggungjawaban HYBE karena gagal mendapatkan hak manajemen SM Entertainment.
Keputusan Lee Soo Man menjual ke HYBE merupakan respon dari upaya pengambilalihan Kakao awal tahun ini, bekerja sama dengan dewan SM Entertainment, untuk memaksanya keluar dari perusahaan.
Ketika HYBE membeli saham Lee Soo Man, mereka mengambil alih hak manajemen SM Entertainment.
Lee Soo Man mengumumkan pernyataan bersama dengan Ketua HYBE, Bang Si Hyuk.
Namun, pada bulan Maret, HYBE tiba-tiba menandatangani perjanjian dengan Kakao dan menarik diri dari pertarungan untuk mendapatkan hak manajemen SM Entertainment.
HYBE bahkan berpartisipasi dalam penawaran tender Kakao terhadap SM Entertainment dan mendapatkan keuntungan dengan menjual beberapa saham yang diperoleh dari Lee Soo Man.
Lee Soo Man dikabarkan marah dengan "pengkhianatan" HYBE dan telah meminta mereka untuk mencabut klausul non-persaingan.
Namun, HYBE telah menyatakan bahwa masalah penarikan diri mereka dari akuisisi SM Entertainment tidak ada hubungannya dengan kontrak dengan Lee Soo Man dan tidak memiliki kewajiban hukum untuk mencabut klausul tersebut.